1.
Gaya Berat
Pada kehidupan
sehari-hari, banyak orang yang salah mengartikan antara massa dengan berat.
Misalnya, orang mengatakan “Doni memiliki berat 65 kg”. Pernyataan orang
tersebut keliru karena sebenarnya yang dikatakan orang tersebut adalah massa
Doni. Anda harus dapat membedakan antara massa dan berat.
Massa merupakan ukuran banyaknya materi yang dikandung oleh suatu
benda.
Massa (m) suatu benda besarnya selalu tetap di manapun benda tersebut
berada, satuannya kg. Berat (w) merupakan gaya gravitasi bumi yang bekerja
pada suatu benda. Satuan berat adalah Newton (N).
Hubungan antara massa
dan berat dijelaskan dalam hukum II Newton. Misalnya, sebuah benda yang
bermassa m dilepaskan dari ketinggian tertentu, maka benda tersebut akan
jatuh ke bumi. Jika gaya hambatan udara diabaikan, maka gaya yang bekerja pada
benda tersebut hanyalah gaya gravitasi (gaya berat benda). Benda tersebut akan
mengalami gerak jatuh bebas dengan percepatan ke bawah sama dengan percepatan
gravitasi. Jadi, gaya berat (w) yang dialami benda besarnya sama dengan
perkalian antara massa (m) benda tersebut dengan percepatan gravitasi (g)
di tempat itu. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
2. Gaya Normal
Kalian ketahui bahwa
benda yang dilepaskan pada ketinggian tertentu akan jatuh bebas. Bagaimana jika
benda tersebut diletakkan di atas meja, buku misalnya? Mengapa buku tersebut
tidak jatuh? Gaya apa yang menahan buku tidak jatuh?
Gaya yang menahan buku
agar tidak jatuh adalah gaya tekan meja pada buku. Gaya ini ada karena
permukaan buku bersentuhan dengan permukaan meja dan sering disebut gaya
normal. Gaya
normal (N) adalah gaya yang bekerja
pada bidang yang bersentuhan antara dua permukaan benda, yang arahnya selalu
tegak lurus dengan bidang sentuh. Jadi, pada buku terdapat dua gaya
yang bekerja, yaitu gaya normal (N) yang berasal dari meja dan gaya
berat (w). Kedua gaya tersebut besarnya sama tetapi berlawanan arah,
sehingga buku berada pada keseimbangan.
Ingat, gaya normal
selalu tegak lurus arahnya dengan bidang sentuh. Jika bidang sentuh antara dua
benda adalah horizontal, maka arah gaya normalnya adalah vertikal. Jika bidang
sentuhnya vertikal, maka arah gaya normalnya adalah horizontal. Jika bidang
sentuhya miring, maka gaya normalnya juga akan miring. Perhatikan Gambar
berikut ini:
3. Gaya Gesek
Jika Anda mendorong
sebuah almari besi yang besar dengan gaya kecil, maka almari tersebut
tidak akan bergerak (bergeser). Jika Anda mengelindingkan sebuah bola di
lapangan rumput, maka setelah menempuh jarak tertentu bola tersebut pasti
berhenti. Mengapa hal-hal tersebut dapat terjadi? Apa yang menyebabkan almari
sulit digerakkan dan bola berhenti setelah menempuh jarak tertentu?
Gaya yang melawan gaya
yang Anda berikan ke almari atau gaya yang menghentikan gerak bola adalah gaya
gesek. Gaya
gesek adalah gaya yang bekerja antara dua
permukaan benda yang saling bersentuhan. Arah gaya gesek berlawanan arah dengan
arah gerak benda. Untuk benda yang bergerak di udara, gaya geseknya
bergantung pada luas permukaan benda yang bersentuhan dengan udara. Makin besar
luas bidang sentuh, makin besar gaya gesek udara pada benda tersebut sedangkan
untuk benda padat yang bergerak di atas benda padat, gaya geseknya tidak
tergantung luas bidang sentuhnya.
Gaya gesekan dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu gaya gesekan statis dan gaya gesekan kinetis. Gaya gesek statis (fs)
adalah gaya gesek yang bekerja pada benda selama benda tersebut masih diam.
Pada saat benda tepat akan bergerak, maka pada keadaan ini gaya gesekan statik
bernilai maksimum demikian pula nilai koefisien gesekan statiknya dinamakan
koefisien gesekan statik maksimum (μs).
Secara matematis gaya gesek statis dapat ditulis sebagai berikut:
Gaya gesek kinetis (fk)
adalah gaya gesek yang bekerja pada saat benda dalam keadaan bergerak. Gaya ini termasuk gaya
dissipatif, yaitu gaya dengan usaha yang dilakukan akan berubah menjadi
kalor. Perbandingan antara gaya gesekan kinetis dengan gaya normal disebut
koefisien gaya gesekan kinetis (μk).
Secara matematis dapat di tulis sebagai berikut: